SUDUT
PANDANG
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan
dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan pengarang dalam
bercerita.
a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
a. Sudut pandang orang pertama, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga, sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu, Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran, (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir kembali ke orang pertama.
·
Sudut
Pandang Pengarang Cerpen / Novel
1.
Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Utama
Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian,si ”aku” menjadi tokoh utama (first person central).
Dalam sudut pandang teknik ini, si ”aku” mengisahkan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik yang bersifat batiniah, dalam diri sendiri, maupun fisik, hubungannya dengan sesuatu yang di luar dirinya. Si ”aku”menjadi fokus pusat kesadaran, pusat cerita. Segala sesuatu yang di luar diri si ”aku”, peristiwa, tindakan, dan orang, diceritakan hanya jika berhubungan dengan dirinya, di samping memiliki kebebasan untuk memilih masalah-masalah yang akan diceritakan. Dalam cerita yang demikian,si ”aku” menjadi tokoh utama (first person central).
Contoh:
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk mengumpulkan berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.
Pagi ini begitu cerah hingga mampu mengubah suasana jiwaku yang tadinya penat karena setumpuk tugas yang masih terbengkelai menjadi sedikit teringankan. Namun, aku harus segera bangkit dari tidurku dan bergegas mandi karena pagi ini aku harus meluncur ke Kedubes Australia untuk mengumpulkan berita yang harus segera aku laporkan hari ini juga.
2. Sudut Pandang Orang Pertama sebagai Pelaku Sampingan
Dalam sudut pandang ini, tokoh ”aku” muncul bukan sebagai tokoh utama, melainkan sebagai tokoh tambahan (first pesonal peripheral). Tokoh ”aku” hadir untuk membawakan cerita kepada pembaca, sedangkan tokoh cerita yang dikisahkan itu kemudian ”dibiarkan” untuk mengisahkan sendiri berbagai pengalamannya. Tokoh cerita yang dibiarkan berkisah sendiri itulah yang kemudian menjadi tokoh utama, sebab dialah yang lebih banyak tampil, membawakan berbagai peristiwa, tindakan, dan berhubungan dengan tokoh-tokoh lain. Setelah cerita tokoh utama habis, si ”aku”tambahan tampil kembali, dan dialah kini yang berkisah.
Dengan demikian si ”aku” hanya tampil sebagai saksi saja. Saksi terhadap berlangsungnya cerita yang ditokohi oleh orang lain. Si ”aku” pada umumnya tampil sebagai pengantar dan penutup cerita.
Contoh:
Deru beribu-ribu kendaraan yang berlalu-lalang serta amat membisingkan telinga menjadi santapan sehari-hariku setelah tiga bulan aku tinggal di kota metropolitan ini. Memang tak mudah untuk menata hati dan diriku menghadapi suasana kota besar, semacam Jakarta, bagi pendatang seperti aku. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke kota ini. Tapi, kali ini aku tak kuasa untuk menghindar dari tugas ini, yang konon katanya aku sangat dibutuhkan untuk ikut memajukan perusahaan tempatku bekerja.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalami mutasi kali ini. Praba, teman satu asramaku , juga mengalami hal yang sama. Kami menjadi sangat akrab karena merasa satu nasib, harus beradaptasi dengan suasana Kota Jakarta.
“Aku bisa stress kalau setiap hari harus terjebak macet seperti ini. Apakah tidak upaya dari Pemkot DKI mengatasi masalah ini! Rasanya, mendingan posisiku seperti dulu asal tidak di kota ini!” umpatnya.
Deru beribu-ribu kendaraan yang berlalu-lalang serta amat membisingkan telinga menjadi santapan sehari-hariku setelah tiga bulan aku tinggal di kota metropolitan ini. Memang tak mudah untuk menata hati dan diriku menghadapi suasana kota besar, semacam Jakarta, bagi pendatang seperti aku. Dulu, aku sempat menolak untuk dipindahkan ke kota ini. Tapi, kali ini aku tak kuasa untuk menghindar dari tugas ini, yang konon katanya aku sangat dibutuhkan untuk ikut memajukan perusahaan tempatku bekerja.
Ternyata, bukan aku saja yang mengalami mutasi kali ini. Praba, teman satu asramaku , juga mengalami hal yang sama. Kami menjadi sangat akrab karena merasa satu nasib, harus beradaptasi dengan suasana Kota Jakarta.
“Aku bisa stress kalau setiap hari harus terjebak macet seperti ini. Apakah tidak upaya dari Pemkot DKI mengatasi masalah ini! Rasanya, mendingan posisiku seperti dulu asal tidak di kota ini!” umpatnya.
3. Sudut Pandang Orang Ketiga Serba tahu
Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut ”dia”, namun pengarang, narator dapat menceritakan apa saja hal-hal yang menyangkut tokoh ”dia” tersebut. Narator mengetahui segalanya, ia bersifat mahatahu (omniscient). Ia mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa, dan tindakan, termasuk motivasi yang melatarbelakanginya. Ia bebas bergerak dan menceritakan apa saja dalam lingkup waktu dan tempat cerita, berpindah-pindah dari tokoh ”dia”yang satu ke ”dia” yang lain, menceritakan atau sebaliknya ”menyembunyikan” ucapan dan tindakan tokoh, bahkan juga yang hanya berupa pikiran, perasaan, pandangan, dan motivasi tokoh secara jelas, seperti halnya ucapan dan tindakan nyata.
Contoh:
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” celetuk salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
Sudah genap satu bulan dia menjadi pendatang baru di komplek perumahan ini. Tapi, belum satu kali pun dia terlihat keluar rumah untuk sekedar beramah-tamah dengan tetangga yang lain, berbelanja, atau apalah yang penting dia keluar rumah.
“Apa mungkin dia terlalu sibuk, ya?” celetuk salah seorang tetangganya. “Tapi, masa bodoh! Aku tak rugi karenanya dan dia juga tak akan rugi karenaku.”
Pernah satu kali dia kedatangan tamu yang kata tetangga sebelah adalah saudaranya. Memang dia sosok introvert, jadi walaupun saudaranya yang datang berkunjung, dia tidak bakal menyukainya.
4. Sudut Pandang Orang Ketiga Sebagai Pengamat
Dalam sudut pandang ”dia” terbatas, seperti halnya dalam”dia”mahatahu, pengarang melukiskan apa yang dilihat, didengar, dialami, dipikir, dan dirasakan oleh tokoh cerita, namun terbatas hanya pada seorang tokoh saja atau terbatas dalam jumlah yang sangat terbatas. Tokoh cerita mungkin saja cukup banyak, yang juga berupa tokoh ”dia”, namun mereka tidak diberi kesempatan untuk menunjukkan sosok dirinya seperti halnya tokoh pertama.
Contoh:
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut menambah amarahnya.
Entah apa yang terjadi dengannya. Datang-datang ia langsung marah. Memang kelihatannya ia punya banyak masalah. Tapi kalau dilihat dari raut mukanya, tak hanya itu yang ia rasakan. Tapi sepertinya ia juga sakit. Bibirnya tampak kering, wajahnya pucat,dan rambutnya kusut berminyak seperti satu minggu tidak terbasuh air. Tak satu pun dari mereka berani untuk menegurnya, takut menambah amarahnya.
98 Comments
informasi yang bermanfaat
ReplyDeletethank`s ya atas kunjungannya...
ReplyDeleteLumayan bermanfaat gan ^_^
ReplyDeletetrimakasih atas kunjungannya gan :)
Deleteapa tehnik yg di gunakan dalam sudut pandang?
DeleteMelihat konteks bacaan nya
DeleteBermanfaat sekali trimakasih
ReplyDeleteiya, terimakasih juga atas kunjungannya gan
DeleteLumayan bermanfaat
DeleteLumayan buat nambah ilmu hihi😄😉
ReplyDeleteok gan trimakasih ya atas kunjungannya
DeleteMksih info nya tem :)
ReplyDeleteiya sama-sama gan
DeleteIni ada yang kurang. Maaf ada saran dari sayam orang ketiga diluar dan didalam cerita ya gan. Ini info dri saya. Trimss atas info juga diatas
ReplyDeleteMaaf kalau ada yang kurang gan. Tapi setau saya hanya itu gan
DeleteOrang ketiga gak paham saya arti singkat nya apa yah tolong buat besok nih
DeleteGblk
DeleteIni ada yang kurang. Maaf ada saran dari sayam orang ketiga diluar dan didalam cerita ya gan. Ini info dri saya. Trimss atas info juga diatas
ReplyDeleteIni ada yang kurang. Maaf ada saran dari sayam orang ketiga diluar dan didalam cerita ya gan. Ini info dri saya. Trimss atas info juga diatas
ReplyDeleteSangat membantu broooo makasih
ReplyDeletesama-sama gan, senang bisa membantu
Deletethanks infonya ya guys....
ReplyDeletesangat bermanfaat... :)
ok terimakasih juga atas kunjungannya
DeleteTerima kasih, mas putu. Materinya sangat bermanfaat :)
ReplyDeletesama-sama gan, terima kasih juga atas kunjungannya
DeleteThanks
ReplyDeleteyour welcome
Deletesangat bermanfaat :)
ReplyDeletesangat bermanfaat :)
Deletesangat bermanfaat :)
Deleteterimakasih atas komentar & kunjungannya gan :)
DeleteCoyyy
ReplyDeletesilahkan dengan senang hati gan
DeleteCoyyy
ReplyDeleteCoyyy
ReplyDeleteYg sudut pandangan org ke 2nya mana???
ReplyDeletetidak ada sudut pandang orang kedua gan
DeleteYg sudut pandangan org ke 2nya mana???
ReplyDeleteMakasih
ReplyDeletesama-sama gan
DeleteAtur nuhhuun..
ReplyDeleteterima kasih juga atas kunjungannya gan
DeleteTerima kasih banyak bro. 😃
ReplyDeleteTerima kasih banyak bro. 😃
ReplyDeletesama-sama bro, semoga enjoy bacanya ya... :)
DeleteBermanfaat bangett
ReplyDeleteMakasih ya kak
sama-sama dik, senang bisa membantu
DeleteThx gan berkat ini saya jadi bisa ngerjain PR bahasa indonesia, sekali lagi Thx
ReplyDeleteterima kasih juga atas kunjungannya gan. Senang bisa membantu juga
DeleteMaksih ka bermanfaat artikelnya. Senin aku US jdi kbntu deh buat belajar. Klo kaka bca doain ya ka ehehe
ReplyDeleteMaaf baru baca ya dik :D
Deletesemoga nilainya selalu memuaskan ya...
Thnk bri
ReplyDeleteyour welcome bro
DeleteThanks,sangat membantu menghadapi UN besok :)
ReplyDeletesama-sama gan, senang bisa membantu juga :)
DeleteThanks,^ sama untuk menghadapi un
ReplyDeleteiya senang bisa membantu juga gan :)
DeleteKakak, kalo Orang Ketiga Pelaku Utama itu gmn pengertiannya?
ReplyDeleteTidak ada dik, karena sudut pandang orang ketiga itu menandakan bahwa orang tersebut hanya sebagai pengamat atau menjelaskan hampir keseluruhan jalannya cerita. Sedangkan "Pelaku utama" hanya ada pada sudut pandang orang pertama, karena tokoh "aku/saya" mendominasi jalannya cerita
Deletesenang bisa membantu gan
ReplyDeleteMakasih gan, tolong juga yaa check web kami www.senjuryu.wordpress.com
ReplyDeleteContoh novel atau cerpen sudut pandang campuran itu apa yaa? Thx
ReplyDeleteThx yak lumayan bakal tugas sekolah :v
ReplyDeleteKak,kalau pengertian orang pertama serbatahu itu gmna ya?mksh
ReplyDeleteWah bermanfaat sekali
ReplyDeleteWah bermanfaat sekali
ReplyDeleteBelum maksud saya nya!
ReplyDeleteBermanfaat sekali artikel ini gan! Nambah nambah ilmu sekalian baca hehe..:b Recommended bgt dah....
ReplyDeleteSangat bermanfaat bang, aku jadi bisa nambah-nambah ilmu dengan artikel ini.
ReplyDeleteThnk gan
ReplyDeleteThnk gan
ReplyDeleteMakasih ilmunya om ☺
ReplyDeleteThanks. Makasih banyak, jadi terbantu buat UAS besok 😊
ReplyDeleteMakasih banyak kak pengetahuannya :)
ReplyDeleteMantap, sukses selalu
ReplyDeleteGak ngerti gue goblok
ReplyDeleteTerimakasih broo lumayan mudah dipahami
ReplyDeleteTrimakasih broo cukup mudah di pahami dan masuk di pelajaran😇
ReplyDeleteuntung ketemu web ini. kalau ga, gabakal tau sudut pandang itu apa hahaha
ReplyDeletethx ilmu nya gan :)
ReplyDeleteThx ya gan akhirnya selesai juga tugasnya
ReplyDeleteThanks kak atas informasinya .. sangat bermanfaat
ReplyDeleteMantap infonya
ReplyDeleteThanks kak, ini sangat membantu saya:)
ReplyDeletesangat membantu🙂
ReplyDeleteMantap bang
ReplyDeleteAsiaaaaaap
ReplyDeletemakasih atas infonya bang
ReplyDeletemoga makin sukses lagi ya
amin
Sudahkah kita dewasa ?
DeleteSelengkapnya bisa dibaca di
https://opini29.blogspot.com/2020/01/sudahkan-kita-dewasa.html
👍
ReplyDeleteMakasih bang sangat bermanfaat
ReplyDeleteGood
ReplyDeleteBang
ReplyDeleteSudahkah kita dewasa ?
ReplyDeleteSelengkapnya bisa dibaca di
https://opini29.blogspot.com/2020/01/sudahkan-kita-dewasa.html
TERIMA KASIH BANYAK KAK PENJELAANNYA SANGAT MEMBANTU
ReplyDeleteTERIMA KASIH ATAS ILMUNYA KAK
ReplyDeleteBermanfaat
ReplyDeleteKalau "kita" termasuk sudut pandang ke berapa?
ReplyDelete